Seluruh umat Islam di penjuru dunia mengenal Maulid Nabi sebagai tradisi tahunan yang diperingati di bulan Rabiul Awal, terlebih di Indonesia yang memperingatinya dengan aneka ragam bentuk dan ciri khas tersendiri.
Sayyid Muhammad bin Alawi al-maliki al-Hasani berkata.
وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاع لِاَجْلِ الْمَوْلِيْدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيَرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِافرادِهَا. (مفاهم يجب ان تصحح، ص ٣٤٠)
Artinya: “Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi Saw merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik yang mengandung banyak manfaat dan faidah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar. Oleh karena itu dianjurkan dalam syara’ dengan serangkaian pelaksanaannya”.
Secara psikis, ada sisi psikosufistik dalam diri masyarakat Madura ketika melaksanakan maulid nabi. Setidaknya ada mahabbah, belief, pengharapan dan keberkahan yang melatarbelakanginya anak-anak memperebutkan buah-buahan dan uang.
Berangkat dari fenomena tersebut, tradisi memperebutkan buah-buahan dan uang sebenarnya tertera dalam kitab I’anatut Thalibin.
ومن قرأ مولد النبي صلى الله عليه وسلم على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا وخلط تلك الدراهم مع دارهم اخر، وقعت فيها البركة ولا يفتر صاحبها ولاتفرغ يده ببركة مولد النبي صلى الله عليه وسلم
Artinya: “Barang siapa membaca maulid Nabi pada uang kertas atau koin, kemudian uang yang dibacakan itu dicampur dengan uang lain, maka akan datang banyak barakah. Orang yang memiliki uang tersebut, ia tidak akan jatuh miskin dan tangannya tidak akan kosong dari uang dengan barakahnya maulid Nabi”.
Jadi, anak-anak yang berebut duduk paling depan atau duduk di depan tumpeng buah, hakikatnya ingin mengharap keberkahan maulid nabi dan mengharap syafaat Rasulullah Saw. Itulah alasannya anak-anak di Madura berebuatan buah tangan di momen perayaan bulan maulid yang dilaksanakan sebulan penuh, bahkan perayaan tersebut berlanjut di bulan Rabiul Tsani.
Demikian juga, kebiasaan warga NU berpuasa di hari senin, sejatinya bagian dari memperingati kelahiran Nabi.
أن النبي صلى الله عليه وسلم سؤل عن صوم إثنين؟ فقال: فيه ولدت فيه أنزل عليّ
Artinya: “Baginda Nabi ditanya tentang puasa hari senin (yang rutin dikerjakannya)? Nabi menjawab, Karena di hari itulah aku dilahirkan dan hari itu wakyu diturunkan kepadaku.” (HR. Muslim dalam Shahih Muslim, Juz 2, halaman 820)
Dengan demikian, kemeriahan dan kesakralan maulid nabi di Jawa Timur, tak lain ingin mengharap pertolongan Allah Swt, sebagaimana dalam firman-Nya.
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad Saw), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaknya mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)